Rabu, 24 Desember 2008

Tungku Pembakar Sampah (Incinerator) Ramah Lingkungan

Ditulis oleh Mujiyanto
Monday, 28 July 2008

maxpell_1.pngPembakaran sampah kini tak perlu dikhawatirkan lagi. Anak-anak negeri berhasil merekayasa sebuah tungku pembakar sampah (incinerator) ramah lingkungan. Menggunakan teknologi Maxpell, sampah bisa langsung dibakar habis tanpa menimbulkan pencemaran.

Dengan tungku pembakaran Maxpell, problem sampah bisa diatasi sejak di komunitas. Sampah dibakar habis di tingkat komunitas, tidak sempat menumpuk, tidak sampai membusuk, dan tidak menimbulkan pencemaran. Model terkecil untuk skala rukun warga, Maxpell bisa membakar sampah sebanyak 12 M3 selama maksimal 10 jam.

Maxpell berbeda dengan tungku pembakar sampah (incinerator) yang ada sebelumnya. Asap pembakaran diimbas dengan instalasi hidro process dan ditangkap oleh splitcell , dan keluar melalui cerobong setinggi 3,5 meter. Tingkat polusi asap rendah dan tidak menyebar ke permukiman penduduk. Selain mudah dioperasikan, masyarakat bisa lebih berpartisipasi dalam pengolahan sampah secara tuntas dan mandiri, dalam lingkup permukimannya, di tingkat RW maupun kelurahan.

Keunggulan Teknologi


Teknologi Maxpell dirancang agar memiliki beberapa kemudahan untuk dioperasikan oleh warga. Beberapa kemudahan tersebut adalah: (1) Tidak butuh tempat luas: 16 meter persegi untuk skala RW; (2) Bisa membakar sampah kering hingga sampah basah; (3) Bekerja efektif tanpa bahan bakar tambahan; (4) Tingkat dari pencemaran rendah. Dalam operasional di beberapa tempat terbukti asap hasil pembakaran yang keluar dari cerobong hampir tidak kelihatan dan tidak mengeluarkan bau yang menganggu; (5) Suhu pembuangan udara panas pada cerobong asap terkendali secara konstan, (6) Suhu dinding luar tetap dingin sama dengan suhu udara luar; (7) Abu sisa pembakaran bisa diolah menjadi beragam produk bahan bangunan.

Jika dibandingkan dengan pola pembuangan sampah yang menggunakan Tempat Pembuangan Sementara (TPS) konvensional, pembakaran dengan menggunakan teknologi MaxPell ini memiliki beberapa perbedaan:
maxpell_2.png

Cara Kerja

Teknologi Hydroprocess. Berbeda dengan teknologi pembakaran sampah konvensional, tungku Maxpell menggunakan sistem hydroprocess. Dan hydroprocess akan mulai bekerja setelah kurang lebih 5 menit pada saat pembakaran sampah dilakukan.

Pembakaran sampah kering akan memanaskan sampah di atasnya sekaligus memanaskan suhu dalam tungku, dan mempercepat sirkulasi udara di dalam tungku. Akibat tekanan udara di dalam tungku menjadi jauh lebih rendah daripada tekanan udara di luar tungku. Cepatnya sirkulasi udara di dalam tungku memicu aktifnya Instalasi Hydroprocess, yang mengimbas asap dengan uap air, mengubah partikel karbon menjadi bersifat magnet dan bisa ditangkap oleh splitcell sebelum keluar melalui cerobong. Asap yang keluar akan jauh berkurang, dan berwarna putih bahkan hampir tidak terlihat ketika instalasi bekerja sempurna.


Spesifikasi Teknik

maxpell_3.pngCerobong Asap: untuk mengarahkan asap ke ketinggian agar tidak menyebar ke permukiman dan mengganggu sistem pernafasan.

  1. Triple roof: melindungi sistem tungku pembakaran dari hujan.
  2. Splitcell: komponen yang berfungsi menangkap partikel-partikel karbon dan mengurangi tingkat polusi asap.
  3. Insulation wall: struktur pelindung sistem, penyangga bak pembakar sampah, dan menahan suhu udara tungku agar tidak mempengaruhi udara luar.
  4. Waste entrance: lubang untuk memasukkan sampah ke dalam tungku
  5. Waste Chamber: ruang pembakaran sampah dengan volume 1.2 M3 & 1.8 M3
  6. Chamber wall: dinding pembakar sampah dari baja setebal 3 mm.
  7. Hydroprocess: berisi air yang berfungsi mengimbas asap sehingga bersifat magnet dan bisa ditangkap oleh splitcell.
  8. Dust hole: lubang untuk mengambil abu yang menumpuk di bagian bawah tungku, juga untuk memasukkan api di awal pembakaran.
  9. Air suport: lubang sirkulasi udara di pondasi untuk mendukung percepatan pembakaran.
  10. Struktur Based: Bagian penyangga struktur

Implementasi Maxpell

Saat ini tungku maxpell sudah dioperasikan di berbagai tempat, diantaranya :

  1. Di Kota Ambon dalam Program Sustainable Waste Management Project . Proyek kerja sama antara Yayasan Dian Desa, UNDP dan Pemkot Ambon
  2. Di Majalaya. Pilot Proyek Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Jawa Barat.
  3. Di Cibeureum Cimahi. Model Pengelolaan Sampah Skala Mikro.
  4. Di Kec. Sumur Bandung, atas kerja sama masyarakat Kec. Sumur Bandung dengan Bala Keselamatan.
  5. Pilot Projek Dinas Kebersihan, Pasar dan Pertamanan Kab. Indragiri Hulu, Rengat. Provinsi Riau

0 komentar: